Rabu, 23 Oktober 2013

MAKALAH
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari salah satu tugas mata kuliah
DOSEN : Drs. Ujang, M.Si

Description: Assalamiyah.jpg
 






Disusun Oleh Kelompok IV :
1.      Mahpudin
2.      Masja
3.      Masruroh
4.      Murti
5.      Nani Fitriani

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASSALAMIYAH
JAWILAN –  SERANG – BANTEN
2012 
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas inayah dan taufiq-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan walaupun disana sini masih banyak kekurangan.
Dalam penyusunan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini terutama kepada yang terhormat :
1.      Bapak Drs.H.A.Bazari Syam,MS.MPd, Selaku Ketua STAI assalamiyah Jawilan serang,
2.      Bapak.Drs Ujang, M.Si. Selaku Dosen mata kuliah
3.      Seluruh mahasiswa seperjuangan.
Serta semua teman-teman yang telah membantu baik secara moral maupun materi, dan semoga laporan ini menjadi bermanfaat bagi kita semua, amiin.

                                                                                    Serang 28 April 2012

                                                                                                          Penulis









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………  i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… ii
BAB I     PENDAHULUAN
A.           LATAR BELAKANG ………………………………………………………………… 1
B.            RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………… 1
BAB II
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
1. Pengertian kepemimpinan. …………………………………………………………………...    2
2. Dimensi-dimensi kepemimpinan ……………………………………………………….   2
3. Pendekatan dan model kepemimpinan ………………………………………………...   3
a. Pendekatan sifat-sifat………………………………………………………………...   3
b. Pendekatan perilaku …………………………………………………………………   3
c. Pendekatan situasional ……………………………………………………………....   3
d. Beberapa model kepemimpinan …………………………………………………….   4
e. Aplikasi bagi pendidikan ……………………………………………………………    5
BAB III    PENUTUP
A.           Kesimpulan …………………………………………………………………………   6
B.            Saran ………………………………………………………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA





                                              BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
  kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifatkepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalamrangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,serta merasa tidak terpaksa konsep-konsep kepemimpinan telah dikemukakan bahwa keberhasilan atau kegagalanseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhui oleh sifat-sifat yang dimilikioleh pribadi si pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan atauketurunan. Jadi menurut pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Sikap dan gayake pemimpinan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana carapemimpinitu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi,cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan,cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapatanggota, cara mengambil putusan, dan sebagainya
Sikap dan gayake pemimpinan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana carapemimpinitu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi,cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan,cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapatanggota, cara mengambil putusan, dan sebagainya
B.     RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan Kepemimpinan ?
2.      Bagaimana Kepemimpinan dalam pendidikan?



BAB II
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

1. Pengertian kepemimpinan
Untuk menjelaskan apa arti kepemimpinan itu, akan dikemukakan terlebih dahulu darisudut mana seseorang memandang atau memahami hakikat kepemimpinan itu, danselanjutnya, berdasarkan pemahaman tersebut akan terlihat bagaimana ia membuatperumusan atau medefinisikannya.

a. Beberapa konsep kepemimpinan
1)      Suatu konsep yang menganggap bahwa kepemimpian merupakan suatukemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diriseorang pemimpin.
2)      Konsep kedua agak lebih maju lagi. Konsep ini memandang kepemimpinansebagai fungsi kelompok (function of the group). Menurut konsep ini, sukses-tidaknya suatu kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atausifat-sifat yang ada pada seseorang tetapi justru yang lebih penting adalahdipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.
3)      Konsep ketiga merupakan konsep yang lebih maju lebih. Konsep ini tidak hanyadidasari atas pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atasekonomi dan politis. Konsep yang ketiga ini menunjukkan bahwa, betapa punseorang pemimpin yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggotakelompok, sukses-tidaknya kepimpinannya masih ditentukan pula oleh situasiyang selalu berubah yang mempengaruhui perubahan dan perkembangankehidupan kelompok yang dipimpinnya.
b. Definisi kepemimpinan
kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifatkepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalamrangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,serta merasa tidak terpaksa.
2. Dimensi-dimensi kepemimpinan
Teori dan penelitian penuh dengan berbagai kerangka acuan untuk menguji aspek-aspek penting dari tingkah laku kepemimpinan. Kebanyakan konseptualisasi kepemimpinanberdimensi ganda, paling sedikit mereka menyokong dua tipe yang berbeda.Di dalam analisisnya, Chester I Barnard membedakan antara keefektifan dan efisiensidari tindakan bekerja sama. Ia mengemukakan bahwa keuletan bekerja sama bergantungpada dua kondisi, yaitu (a) keefektifannya dan (b) efisiensinya. Keefektifan berhubungan dengan pencapaian tujuan kerja sama yang bersifat sosial dan nonpersonal. Sedangkanefisiensi berhubungan dengan kepuasan motif-motif induvidual, dan bersifat personal.
3. Pendekatan dan model kepemimpinan
Pendekatan kepemimpinan dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu teorike pemimpinan awal yang terdiri atas pendekatan pembawaan, sifat-sifat fisik, dan  pendekatan latihan ;teori kepemimpinan situasional; teori kepemimpinan kontigensi; dan  teori kepemimpinan path goal.” 

a. Pendekatan sifat-sifat
konsep-konsep kepemimpinan telah dikemukakan bahwa keberhasilan atau kegagalanseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhui oleh sifat-sifat yang dimilikioleh pribadi si pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan atauketurunan. Jadi menurut pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
b. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku (behavioral approach) merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gayakepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan. Sikap dan gayake pemimpinan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana carapemimpinitu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi,cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan,cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapatanggota, cara mengambil putusan, dan sebagainya.
c. Pendekatan situasional
Pendekatan situasional biasa disebut pendekatan kontigensi. Pendekatan ini didasarkanatas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan suatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung pada atau dipengaruhui oleh prilaku dan sifat-sifat pemimpin saja.Tiap-tiap organisasi atau lembaga memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasiatau lembaga yang sejenis pun akan menghadapi masalah yang berbeda karenalingkungan yang berbeda, semangat dan watak bawahan yang berbeda. Situasi yangberbeda-beda ini harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.Karena banyaknya kemungkinan yang dapat dipakai dalam menerapkan perilakukepemimpinan itu sesuai dengan situasi atau organisasi atau lembaga, maka pendekatansituasional ini disebut juga pendekatan kontingensi, sesuai dengan kata kontingensi yangberarti kemungkinan.Tinggi rendahnya tingkat kematangan kelompok turut menentukan kemanakecenderungan gaya kepemimpinan seorang pemimpin harus diarahkan. Sebagai ilustrasidapat dikemukakan di sini: Sikap dan gayake pemimpinan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana carapemimpinitu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi,cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan,cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapatanggota, cara mengambil putusan, dan sebagainya
 

d. Beberapa model kepemimpinan
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi melahirkan banyak modelkepemimpinan. Beberapa model kepemimpinan yang akan diutarakan disini adalahmodel kepemimpinan kontingensi Fielder, model kepemimpinan tiga dimensi, dan model kepemimpinan lima faktor.
1)      Model kepemimpinan kontingensi fielderModel kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fred E. Fielder. Dia berpendapat bahwakeberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh suatu gaya kepemimpinanyang diterapkannya. Dengan kata lain, tidak ada seorang pemimpin yang dapat berhasilhanya dengan menerapkan satu macam gaya untuk semua situasi. Seorang pemimpinakan cenderung berhasil dalam menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gayakepemimpinan yang berlainan untuk menghadapi situasi yang berbeda.Berdasarkan pendapat Fielder tersebut, maka situasi organisasi atau lembaga dikatakanmenguntungkan dalam arti menentukan keberhasilan pemimpin jika:
1.      .hubungan pemimpin dengan anggota bawahan baik, pemimpin disenangi olehanggota kelompoknya dan ditaati segala perintahnya.
2.      Struktur tugas-tugas terinci dengan jelas dan dipahami oleh tiap anggota kelompok,setiap anggota memiliki wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara jelas,sesuai dengan fungsinya, dan
3.      Kedudukan kekuasaan formal pemimpin kuat dan jelas sehingga memperlancarusahanya untuk mempengaruhi anggota kelompoknya.
2)      Model kepemimpinan tiga dimensiPendekatan atau model kepemimpinan ini dikemukakan oleh William J. Reddin (1970).Model ini dinamakan three-dimensional-model karena dalam pendekatannyamenghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan, yang disebutnya gaya dasar, gayaefektif, dan gaya tak efektif menjadi satu kesatuan.Berdasarkan dua perilaku kepemimpinan, yaitu berorientasi pada orang (people oriented)dan berorientasi pada tugas (task oriented)
3)       Model kontinum berdasarkan banyaknya peran serta bawahan dalam mengambilkeputusanPengembangan model kepemimpinan ini adalah Vroom dan Yetton. Keduanyaberpendapat bahwa ada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar bagipemimpin untuk mengikutsertakan atau tidak mengikutsertakan bawahan dalampembuatan keputusan. Dua macam kondisi tersebut ialah: (1) tingkat keefektifan teknisdiantara para bawahan dan (2) tingkat motivasi serta dukungan para bawahan.
e. Aplikasi bagi pendidikan
Banyak gaya kepemimpinan yang dapat timbul oleh adanya beberapa macam pendekatanyang berbeda. Dalam hubungannya dengan kepemimpinan pendidikan, penulisberpendapat bahwa ketiga macam pendekatan – pendekatan sifat, perilaku dan situasional– sangat diperlukan.
Pendekatan sifat-sifat sangat diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan mengingatbahwa kepala sekolah dan guru-guru ataupun para pendidik lainnya perlu memiliki sifat-sifat yang baik yang sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh pendidikan. Sebagaipendidik, guru dan pendidik lainnya diharapakn dapat menjadi suri teladan, dapatmemberikan contoh perilaku yang baik kepada anak didiknya.Pendekatan perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip mendidik. Fungsi pendidikan adalah mengubah tingkah laku dan menyesuaikandiri dengan perilaku subjek didiknya, baik perilaku sebagai individu maupun perilakukelompok.Tiap lembaga pendidikan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga memerlukanperilaku kepemimpinan yang berbeda pula. Kepala sekolah dapat memilih danmenerapkan perilaku kepemimpinan mana yang dipandang lebih efektif berdasarkansifat-sifat, perilaku kelompok, dan kondisi serta situasi lembaga yang dipimpinnya.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Teori dan penelitian penuh dengan berbagai kerangka acuan untuk menguji aspek-aspek penting dari tingkah laku kepemimpinan. Kebanyakan konseptualisasi kepemimpinanberdimensi ganda, paling sedikit mereka menyokong dua tipe yang berbeda.Di dalam analisisnya, Chester I Barnard membedakan antara keefektifan dan efisiensidari tindakan bekerja sama. Ia mengemukakan bahwa keuletan bekerja sama bergantungpada dua kondisi, yaitu (a) keefektifannya dan (b) efisiensinya. Keefektifan berhubungan dengan pencapaian tujuan kerja sama yang bersifat sosial dan nonpersonal. Sedangkanefisiensi berhubungan dengan  
William J. Reddin (1970).Model ini dinamakan three-dimensional-model karena dalam pendekatannyamenghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan, yang disebutnya gaya dasar, gayaefektif, dan gaya tak efektif menjadi satu kesatuan.Berdasarkan dua perilaku kepemimpinan, yaitu berorientasi pada orang (people oriented)dan berorientasi pada tugas (task oriented)
Pendekatan sifat-sifat sangat diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan mengingatbahwa kepala sekolah dan guru-guru ataupun para pendidik lainnya perlu memiliki sifat-sifat yang baik yang sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh pendidikan. Sebagaipendidik, guru dan pendidik lainnya diharapakn dapat menjadi suri teladan, dapatmemberikan contoh perilaku yang baik kepada anak didiknya.Pendekatan perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip mendidik. Fungsi pendidikan adalah mengubah tingkah laku dan menyesuaikandiri dengan perilaku subjek didiknya, baik perilaku sebagai individu maupun perilakukelompok.Tiap lembaga pendidikan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga memerlukanperilaku kepemimpinan yang berbeda pula. Kepala sekolah dapat memilih danmenerapkan perilaku kepemimpinan mana yang dipandang lebih efektif berdasarkansifat-sifat, perilaku kelompok, dan kondisi serta situasi lembaga yang dipimpinnya.
B.     Saran
Sebagai calon guru atau pun Kepala sekolah , sebaiknya kita selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang akan diperlukan kelak jika menjadi guru. Tidak hanya dari ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam hal teknologi, karena keduanya selalu melakukan perkembangan setiap waktu. Profesionalitas tidak hanya kembali pada diri guru itu sendiri tetapi berjalan bersama dengan siswa, masyarakat, dan instansi di atasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Maman.2005. Upaya Memantapkan Profesionalisme Guru. Tersedia pada http://www.pikiran rakyat.com/cetak/2005/ 0305/ 24/1105.htm, Diakses pada tanggal 7 mei 2011.
Kompas. Rencana Badan Independen Sertifikasi Guru. Tersedia pada http://www.kompas. com/kompas-cetak/0411/24/humaniora/1398342.htm. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Setijadi, Naniek.2004.Tantangan Profesionalisme Guru Masa Depan. Tersedia pada  http:// tpj.bpkpenabur.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=18&Itemid=27. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Onno, W. Purbo.2004.Tantangan Bagi Pendidikan Indonesia. Tersedia pada http://www.detik. com/ net/onno/jurnal/2004/aplikasi/pendidikan/p-19.shtml. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Ruspendi.2004.Profesionalisme Guru, Harapan dan Kenyataan. Tersedia pada http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1204/20/0310.htm. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Surakhmad, Winarno.2002.Profesionalisme Dunia Pendidikan. Tersedia pada http://www.Bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200006/artikel2.htm. Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Undang-Undang R.I. Nomor. 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.




  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar