MAKALAH
KEPEMIMPINAN
DALAM PENDIDIKAN
Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas dari salah satu tugas mata kuliah
DOSEN
: Drs. Ujang, M.Si
Disusun
Oleh Kelompok IV :
1. Mahpudin
2. Masja
3. Masruroh
4. Murti
5. Nani
Fitriani
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASSALAMIYAH
JAWILAN –
SERANG – BANTEN
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas inayah dan taufiq-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan
walaupun disana sini masih banyak kekurangan.
Dalam
penyusunan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini terutama kepada
yang terhormat :
1.
Bapak Drs.H.A.Bazari
Syam,MS.MPd, Selaku Ketua STAI assalamiyah Jawilan serang,
2.
Bapak.Drs
Ujang, M.Si. Selaku
Dosen mata kuliah
3.
Seluruh mahasiswa
seperjuangan.
Serta
semua teman-teman
yang telah membantu baik secara moral maupun materi, dan semoga laporan ini
menjadi bermanfaat bagi kita semua, amiin.
Serang
28 April
2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG ………………………………………………………………… 1
B.
RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………… 1
BAB
II
KEPEMIMPINAN
DALAM PENDIDIKAN
1. Pengertian kepemimpinan. …………………………………………………………………... 2
2. Dimensi-dimensi kepemimpinan ………………………………………………………. 2
3. Pendekatan dan model
kepemimpinan
………………………………………………... 3
a.
Pendekatan sifat-sifat………………………………………………………………... 3
b.
Pendekatan perilaku
………………………………………………………………… 3
c.
Pendekatan situasional
…………………………………………………………….... 3
d.
Beberapa model kepemimpinan
……………………………………………………. 4
e.
Aplikasi bagi pendidikan
…………………………………………………………… 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ………………………………………………………………………… 6
B.
Saran ………………………………………………………………………………… 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kepemimpinan
adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifatkepribadian,
termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalamrangka
menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan
batin,serta merasa tidak terpaksa konsep-konsep kepemimpinan telah dikemukakan
bahwa keberhasilan atau kegagalanseorang pemimpin banyak ditentukan atau
dipengaruhui oleh sifat-sifat yang dimilikioleh pribadi si pemimpin.
Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan atauketurunan. Jadi menurut
pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa
sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Sikap dan gayake pemimpinan itu tampak
dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana carapemimpinitu memberi
perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi,cara mendorong
semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan,cara membina
disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapatanggota, cara
mengambil putusan, dan sebagainya
Sikap dan gayake pemimpinan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari,
dalam hal bagaimana carapemimpinitu memberi perintah, membagi tugas dan
wewenangnya, cara berkomunikasi,cara mendorong semangat kerja bawahan, cara
memberi bimbingan dan pengawasan,cara membina disiplin kerja bawahan, cara
menyelenggarakan dan memimpin rapatanggota, cara mengambil putusan, dan
sebagainya
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud
dengan Kepemimpinan ?
2. Bagaimana
Kepemimpinan dalam pendidikan?
BAB II
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN
1. Pengertian kepemimpinan
Untuk menjelaskan apa arti
kepemimpinan itu, akan dikemukakan terlebih dahulu darisudut mana seseorang
memandang atau memahami hakikat kepemimpinan itu, danselanjutnya, berdasarkan
pemahaman tersebut akan terlihat bagaimana ia membuatperumusan atau
medefinisikannya.
a.
Beberapa konsep kepemimpinan
1) Suatu konsep
yang menganggap bahwa kepemimpian merupakan suatukemampuan yang berupa
sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diriseorang pemimpin.
2) Konsep kedua
agak lebih maju lagi. Konsep ini memandang kepemimpinansebagai fungsi kelompok
(function of the group). Menurut konsep ini, sukses-tidaknya suatu kepemimpinan
tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atausifat-sifat yang ada pada seseorang
tetapi justru yang lebih penting adalahdipengaruhi oleh sifat-sifat dan
ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.
3) Konsep ketiga
merupakan konsep yang lebih maju lebih. Konsep ini tidak hanyadidasari atas
pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atasekonomi dan
politis. Konsep yang ketiga ini menunjukkan bahwa, betapa punseorang pemimpin
yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggotakelompok,
sukses-tidaknya kepimpinannya masih ditentukan pula oleh situasiyang selalu
berubah yang mempengaruhui perubahan dan perkembangankehidupan kelompok yang
dipimpinnya.
b.
Definisi kepemimpinan
kepemimpinan adalah sekumpulan dari
serangkaian kemampuan dan sifat-sifatkepribadian, termasuk di dalamnya
kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalamrangka menyakinkan yang
dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin,serta merasa tidak
terpaksa.
2. Dimensi-dimensi kepemimpinan
Teori dan penelitian penuh dengan
berbagai kerangka acuan untuk menguji aspek-aspek penting dari tingkah
laku kepemimpinan. Kebanyakan konseptualisasi kepemimpinanberdimensi ganda,
paling sedikit mereka menyokong dua tipe yang berbeda.Di dalam analisisnya,
Chester I Barnard
membedakan antara keefektifan dan
efisiensidari tindakan bekerja sama. Ia mengemukakan bahwa keuletan bekerja
sama bergantungpada dua kondisi, yaitu (a) keefektifannya dan (b) efisiensinya.
Keefektifan berhubungan dengan
pencapaian tujuan kerja sama yang bersifat sosial dan nonpersonal.
Sedangkanefisiensi berhubungan dengan kepuasan motif-motif induvidual, dan
bersifat personal.
3. Pendekatan dan model kepemimpinan
Pendekatan kepemimpinan dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu teorike pemimpinan awal yang terdiri atas
pendekatan pembawaan, sifat-sifat fisik, dan
pendekatan latihan ;teori kepemimpinan situasional; teori kepemimpinan
kontigensi; dan teori kepemimpinan path goal.”
a.
Pendekatan sifat-sifat
konsep-konsep kepemimpinan telah
dikemukakan bahwa keberhasilan atau kegagalanseorang pemimpin banyak ditentukan
atau dipengaruhui oleh sifat-sifat yang dimilikioleh pribadi si pemimpin.
Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena pembawaan atauketurunan. Jadi menurut
pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa
sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
b.
Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku (behavioral
approach) merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau
kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gayakepemimpinan yang dilakukan
oleh pemimpin yang bersangkutan. Sikap dan gayake pemimpinan itu tampak dalam
kegiatannya sehari-hari, dalam hal bagaimana carapemimpinitu memberi perintah,
membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi,cara mendorong semangat kerja
bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan,cara membina disiplin kerja
bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapatanggota, cara mengambil
putusan, dan sebagainya.
c.
Pendekatan situasional
Pendekatan situasional biasa disebut pendekatan
kontigensi. Pendekatan ini
didasarkanatas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan suatu organisasi atau
lembaga tidak hanya bergantung pada atau dipengaruhui oleh prilaku dan
sifat-sifat pemimpin saja.Tiap-tiap organisasi atau lembaga memiliki ciri-ciri
khusus dan unik. Bahkan organisasiatau lembaga yang sejenis pun akan menghadapi
masalah yang berbeda karenalingkungan yang berbeda, semangat dan watak bawahan
yang berbeda. Situasi yangberbeda-beda ini harus dihadapi dengan perilaku
kepemimpinan yang berbeda pula.Karena banyaknya kemungkinan yang dapat dipakai
dalam menerapkan perilakukepemimpinan itu sesuai dengan situasi atau organisasi
atau lembaga, maka pendekatansituasional ini disebut juga pendekatan kontingensi,
sesuai dengan kata kontingensi yangberarti kemungkinan.Tinggi rendahnya tingkat
kematangan kelompok turut menentukan kemanakecenderungan gaya kepemimpinan
seorang pemimpin harus diarahkan. Sebagai ilustrasidapat dikemukakan di sini: Sikap
dan gayake pemimpinan itu tampak dalam kegiatannya sehari-hari, dalam hal
bagaimana carapemimpinitu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara
berkomunikasi,cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan
pengawasan,cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan
memimpin rapatanggota, cara mengambil putusan, dan sebagainya
d.
Beberapa model kepemimpinan
Pendekatan situasional atau pendekatan
kontingensi melahirkan banyak modelkepemimpinan. Beberapa model kepemimpinan
yang akan diutarakan disini adalahmodel kepemimpinan kontingensi Fielder, model
kepemimpinan tiga dimensi, dan model kepemimpinan lima faktor.
1) Model
kepemimpinan kontingensi fielderModel kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fred
E. Fielder. Dia berpendapat bahwakeberhasilan seorang pemimpin tidak hanya
ditentukan oleh suatu gaya kepemimpinanyang diterapkannya. Dengan kata lain,
tidak ada seorang pemimpin yang dapat berhasilhanya dengan menerapkan satu
macam gaya untuk semua situasi. Seorang pemimpinakan cenderung berhasil dalam
menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gayakepemimpinan yang berlainan
untuk menghadapi situasi yang berbeda.Berdasarkan pendapat Fielder tersebut,
maka situasi organisasi atau lembaga dikatakanmenguntungkan dalam arti menentukan
keberhasilan pemimpin jika:
1. .hubungan
pemimpin dengan anggota bawahan baik, pemimpin disenangi olehanggota
kelompoknya dan ditaati segala perintahnya.
2. Struktur
tugas-tugas terinci dengan jelas dan dipahami oleh tiap anggota kelompok,setiap
anggota memiliki wewenang dan tanggung jawab masing-masing secara jelas,sesuai
dengan fungsinya, dan
3. Kedudukan
kekuasaan formal pemimpin kuat dan jelas sehingga memperlancarusahanya untuk
mempengaruhi anggota kelompoknya.
2) Model
kepemimpinan tiga dimensiPendekatan atau model kepemimpinan ini dikemukakan
oleh William J. Reddin (1970).Model ini dinamakan three-dimensional-model
karena dalam pendekatannyamenghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan, yang
disebutnya gaya dasar, gayaefektif, dan gaya tak efektif menjadi satu
kesatuan.Berdasarkan dua perilaku kepemimpinan, yaitu berorientasi pada orang
(people oriented)dan berorientasi pada tugas (task oriented)
3) Model kontinum berdasarkan banyaknya peran
serta bawahan dalam mengambilkeputusanPengembangan model kepemimpinan ini
adalah Vroom dan Yetton. Keduanyaberpendapat bahwa ada dua macam kondisi utama
yang dapat dijadikan dasar bagipemimpin untuk mengikutsertakan atau tidak
mengikutsertakan bawahan dalampembuatan keputusan. Dua macam kondisi tersebut
ialah: (1) tingkat keefektifan teknisdiantara para bawahan dan (2) tingkat
motivasi serta dukungan para bawahan.
e.
Aplikasi bagi pendidikan
Banyak gaya kepemimpinan yang dapat
timbul oleh adanya beberapa macam pendekatanyang berbeda. Dalam hubungannya
dengan kepemimpinan pendidikan, penulisberpendapat bahwa ketiga macam
pendekatan – pendekatan sifat, perilaku dan situasional– sangat diperlukan.
Pendekatan sifat-sifat sangat
diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan mengingatbahwa kepala sekolah dan
guru-guru ataupun para pendidik lainnya perlu memiliki sifat-sifat yang baik
yang sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh pendidikan. Sebagaipendidik,
guru dan pendidik lainnya diharapakn dapat menjadi suri teladan,
dapatmemberikan contoh perilaku yang baik kepada anak didiknya.Pendekatan
perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
mendidik. Fungsi pendidikan adalah mengubah tingkah laku dan menyesuaikandiri
dengan perilaku subjek didiknya, baik perilaku sebagai individu maupun
perilakukelompok.Tiap lembaga pendidikan memiliki situasi yang berbeda-beda
sehingga memerlukanperilaku kepemimpinan yang berbeda pula. Kepala sekolah
dapat memilih danmenerapkan perilaku kepemimpinan mana yang dipandang lebih
efektif berdasarkansifat-sifat, perilaku kelompok, dan kondisi serta situasi
lembaga yang dipimpinnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori dan penelitian penuh dengan
berbagai kerangka acuan untuk menguji aspek-aspek penting dari tingkah
laku kepemimpinan. Kebanyakan konseptualisasi kepemimpinanberdimensi ganda,
paling sedikit mereka menyokong dua tipe yang berbeda.Di dalam analisisnya,
Chester I Barnard
membedakan antara keefektifan dan
efisiensidari tindakan bekerja sama. Ia mengemukakan bahwa keuletan bekerja
sama bergantungpada dua kondisi, yaitu (a) keefektifannya dan (b) efisiensinya.
Keefektifan berhubungan dengan
pencapaian tujuan kerja sama yang bersifat sosial dan nonpersonal.
Sedangkanefisiensi berhubungan dengan
William J.
Reddin (1970).Model ini dinamakan three-dimensional-model karena dalam
pendekatannyamenghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan, yang disebutnya
gaya dasar, gayaefektif, dan gaya tak efektif menjadi satu kesatuan.Berdasarkan
dua perilaku kepemimpinan, yaitu berorientasi pada orang (people oriented)dan
berorientasi pada tugas (task oriented)
Pendekatan sifat-sifat sangat
diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan mengingatbahwa kepala sekolah dan
guru-guru ataupun para pendidik lainnya perlu memiliki sifat-sifat yang baik
yang sesuai dengan norma-norma yang dituntut oleh pendidikan. Sebagaipendidik,
guru dan pendidik lainnya diharapakn dapat menjadi suri teladan,
dapatmemberikan contoh perilaku yang baik kepada anak didiknya.Pendekatan
perilaku merupakan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
mendidik. Fungsi pendidikan adalah mengubah tingkah laku dan menyesuaikandiri
dengan perilaku subjek didiknya, baik perilaku sebagai individu maupun
perilakukelompok.Tiap lembaga pendidikan memiliki situasi yang berbeda-beda sehingga
memerlukanperilaku kepemimpinan yang berbeda pula. Kepala sekolah dapat memilih
danmenerapkan perilaku kepemimpinan mana yang dipandang lebih efektif
berdasarkansifat-sifat, perilaku kelompok, dan kondisi serta situasi lembaga
yang dipimpinnya.
B.
Saran
Sebagai calon guru atau pun
Kepala sekolah , sebaiknya kita selalu meningkatkan kemampuan dan kompetensi
yang akan diperlukan kelak jika menjadi guru. Tidak hanya dari ilmu
pengetahuan, tetapi juga dalam hal teknologi, karena keduanya selalu melakukan perkembangan
setiap waktu. Profesionalitas tidak hanya kembali pada diri guru itu sendiri
tetapi berjalan bersama dengan siswa, masyarakat, dan instansi di atasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Maman.2005. Upaya
Memantapkan Profesionalisme Guru. Tersedia pada http://www.pikiran
rakyat.com/cetak/2005/ 0305/ 24/1105.htm, Diakses
pada tanggal 7 mei 2011.
Kompas. Rencana
Badan Independen Sertifikasi Guru. Tersedia pada http://www.kompas.
com/kompas-cetak/0411/24/humaniora/1398342.htm. Diakses pada tanggal 7 Mei
2011.
Setijadi, Naniek.2004.Tantangan Profesionalisme Guru Masa Depan. Tersedia pada http://
tpj.bpkpenabur.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=18&Itemid=27.
Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Onno, W. Purbo.2004.Tantangan Bagi Pendidikan Indonesia. Tersedia pada http://www.detik.
com/ net/onno/jurnal/2004/aplikasi/pendidikan/p-19.shtml. Diakses pada
tanggal 7 Mei 2011.
Ruspendi.2004.Profesionalisme Guru, Harapan dan Kenyataan. Tersedia pada http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1204/20/0310.htm. Diakses pada tanggal
7 Mei 2011.
Surakhmad, Winarno.2002.Profesionalisme Dunia Pendidikan. Tersedia pada http://www.Bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/200006/artikel2.htm.
Diakses pada tanggal 7 Mei 2011.
Undang-Undang R.I. Nomor. 14 Tahun 2005,
tentang Guru dan Dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar