MAKALAH
10 MACAM MASALAH YANG
DIHADAPI GURU DISEKOLAH
Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas dari salah satu tugas mata kuliah “ETIKA DAN PROFESI GURU”
DOSEN
: IWAN KURNIAWAN, M.Si
Disusun
Oleh Kelompok IV :
1. Mahpudin
2. Yani
Yuliani
3. Rumini
R.K
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASSALAMIYAH
JAWILAN –
SERANG – BANTEN
2012
KATA
PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya yang telah diberikan. Hanya dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampi
akhir zaman.
Dengan pertolongan Allah SWT dan usaha yang sungguh-sungguh penulis
dapat menyelesaikan makalh ini.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1.
Drs. H.A.Bazari Syam MS, M.PdI Selaku Ketua STAI Assalamiyah
2.
Drs. Iwan Kurniawan, M.P.d. Selaku dosen Mata Kuliah : Etika dan
Profesi Guru
3.
Seluruh teman-teman yang memberikan motivasi untuk penyusunan makalah
ini.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk perbaikan makalah ini.
Terima kasih, semoga langkah penulis diridhoi Allah SWT. Amin….
Jawilan, ………………….2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar
Belakang ……………………………………………………………………… 1
2 Rumusan
Masalah ………………………………………………………………….. 1
3 Tujuan
……………………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
10 MACAM MASALAH YANG DIHADAPI GURU DISEKOLAH
1.
Karakteristik Anak Tunagrahita ……………………………………………………… 3
2.
Menentukan Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus
……………………... 4
3.
Masalah - Masalah Yang Di Hadapi Anak Tunagrahita
……………………………... 4
4.
Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Di Lingkungan Keluarga
………………………… 5
5.
Tunagrahita Tidak Selalu Idiot ………………………………………………………. 6
6.
Media Pembelajaran Bagi Anak Tunagrahita ………………………………………... 6
7.
Dampak Perkembangan Emosi Anak Tunagrahita …………………………………… 7
8.
Pengembangan Program Bina Diri pada Anak Tunagrahita
…………………………. 8
9.
Pembelajaran Ketrampilan Pada Anak Tuna Grahita Ringan
……………………….. 8
10. Pengaruh Media Animasi Komputer Terhadap Hasil Belajar
Sains
Anak
Tunagrahita Ringan …………………………………………………………….
9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
1 Kesimpulan
……………………………………………………………………….. 11
2 Saran
……………………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Lebih lanjut mengenai permasalahan
yang dihadapi guru disekolah dan beberapa hal yang yang harus diperhatikan
dalam Banyak
hal yang harus dipertimbangkan yaitu, menentukan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, disesuaikan dengan karakteristik siswa, dapat meningkatkan minat dan
kemampuan siswa, memilih waktu yang tepat, ketersediaan bahan dalam pembuatan
media dan mempunyai mutu tehnis yang baik. Media pembelajaran memilki banyak
jenis dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena
itu guru perlu memahami karakteristik media itu agar dapat memilih media sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Model media pembelajaran berdasarkan
karakteristiknya digolongkan menjadi dua bagian yaitu, Media dua dimensi dan
media tiga dimensi. Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk
papan, dan media cetak.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakan organisasi profesi keguruan di atas,
dapat kita ambil masalah-masalah yang mendasar terhadap organisasi profesi
keguruan, antara lain:
1. Menjelaskan macam – macam masalah yang dihadapi guru di sekolah
2. Menjelaskan bagaimana pengawasan terhadap masalah yang dihadapi guru di
sekolah
1.3 Tujuan
Sebagai suatu pembahasan yang sangat penting, makalah ini bertujuan agar
guru dapat mengetahui macam-macam permasalahan yang dihadapi guru di sekolah
dan agar dapat mendanggulangi permasalahan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
10 MACAM MASALAH YANG
DIHADAPI GURU DISEKOLAH
1.
Karakteristik Anak Tunagrahita
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang
lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak
tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai
kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga
setiap orang tua yang mempunyai anak
cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut. Dan ada pula yang
berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa
keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat. PENGERTIAN ANAK
TUNAGRAHITA Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan
tunagrahita. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped,
Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak
luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal.
Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan
dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk
mengembangkan potensinya secara optimal.
Jadi
anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari
segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami
kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena
memerlukan layanan pendidikan khusus. KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA Potensi dan
kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka
untuk kepentingan pendidikannya,
2.
Menentukan Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus
Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan atau isi pembelajaran, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Pembuatan media
harus disesuaikan dengan kebutuhan anak dan sesuai dengan teknologi modern yang
berkembang pada saat ini. Media mempunyai fungsi yang sangat besar dalam
kegiatan pembelajaran, dintaranya yaitu media pembelajaran sebagai perantara penyampai
atau menyebarkan ide, gagasan, ataupun pendapat dalam belajar sehingga yang
dikemukakan tersebut sampai pada penerima yang dituju yaitu anak-anak
berkebutuhan khusus.
Dalam
menentukan dan memilih media tidak boleh seenaknya saja, harus dengan adanya
pertimbangan yang matang. Banyak hal yang harus dipertimbangkan yaitu,
menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, disesuaikan dengan
karakteristik siswa, dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa, memilih
waktu yang tepat, ketersediaan bahan dalam pembuatan media dan mempunyai mutu
tehnis yang baik. Media pembelajaran memilki banyak jenis dan masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu guru perlu memahami
karakteristik media itu agar dapat memilih media sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Model media pembelajaran berdasarkan karakteristiknya digolongkan
menjadi dua bagian yaitu, Media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media dua
dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak.
3.
Masalah - Masalah Yang Di Hadapi Anak Tunagrahita
a)
Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari Masalah ini
berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat kondisi keterbatasan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka
banyak mengalami kesulitan apalagi yang termasuk kategori berat dan sangat
berat; pemeliharaan kehidupan sehari-harinya sangat memerlukan bimbingan.
Karena itulah disekolah diharapkan sekali dapat memberikan sumbangan yang
berarti dalam melatih dan membiasakan anak didik untuk merawat dirinya sendiri.
Masalah-masalah yang sering ditemui diantaranya ¼ adalah; cara makan,
menggosokkan gigi, memakai baju, memasang sepatu dan lain-lain.
b)
Masalah kesulitan belajar Dapat disadari bahwa dengan keterbatasan
kemampuan berpikir mereka, tidak dapat dipungkiri lagibahwa mereka sudah tentu
mengalami kesulitan belajar yang tentu pula kesulitan tersebut terutama dalam
bidang pengajaran akademik, sedangkan untuk bidang studi, non akademik mereka
tidak banyak mengalami kesulitan belajar. Masalah-masalah yang sering dirasakan
dalam kaitannnya dengan proses belajar mengajar diantaranya: kesulitan
menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar yang baik, mencari metode yang
tepat, kemampuan berpikir abstrakyang terbatas, daya ingat yang lemah dan
sebagainya.
c)
Masalah penyesuaian diri Masalah ini berkaitan dengan
masalah-masalah atau kesulitan dalam hubungannya dengan kelompok maupun
individu disekitarnya. Disadari bahwa kemampuan penyesesuaian diri dengan
lingkungan sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Karena tingkat
kecerdasan anak tunagrahita jelas-jelas berada.
4.
Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Di Lingkungan Keluarga
Kebutuhan
perasaan aman sangat erat hubungannya dengan kebutuhan akan afeksi (Sikap).
Secara tidak langsung perasaan aman akan membentuk sikap anak. Dengan perasaan
aman, anak akan memiliki pondasi yang kuat menghadapi konflik, frustasi,
tuntutan dan kesulitan hidup. Banyak cara untuk memperoleh perasaan aman baik
melalui kasih saying anak akan bahagia. Kalau kebutuhan ini dihambat oleh
penolakan, kebencian dan kurang perhatian anak akan merasa tidak aman, cemas
dan mereka akan menunjukkan sikap yang agresif. Ini juga sering terjadi pada
anak berkebutuhan khusus. Anak adalah karunia terbesar yang diberikan Tuhan
Sang Maha Pencipta kepada kita umat manusia. Tuhan mempunyai rahasia tersendiri
sehingga ada anak yang di lahirkan normal dan ada pula yang di lahirkan
"istimewa" salah satunya adalah anak tunagrahita.
Menghadapi
kenyataan memiliki anak sebagai penyandang gangguan Intelegensi atau anak
tunagrahita tidaklah mudah bagi orang tua, terutama jika dihadapi oleh orang
tua yang kurang pemahamannya terhadap semua permasalahan ketunaan tersebut,
baik itu tentang apa dan bagaimana ketunagrahitaan itu, serta penanganan yang harus
dilakukan guna mencapai keberhasilan pada tugas perkembangan anak. Dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut, jawaban yang muncul berupa sederetan
karakteristik atau gejala-gejala anak tunagrahita yang salah satunya yaitu
gangguan perilaku sosial.
5.
Tunagrahita Tidak Selalu Idiot
Pendidikan
ialah salah satu hal penting bagi manusia. Betuk pendidikan bisa secara
akademik atau non akademik. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tercinta ini. Mulai dari Program Wajar
(wajib belajar) Sembilan Tahun sampai Wajar Dua Belas Tahun. Pembagian beasiswa
dalam dan luar negeri pun termasuk dalam salah satu program pemerintah. Adanya
UU tentang pendidikan memberikan garis tebal bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara merata dan tanpa pengecualian. Sekolah negeri, sekolah
swasta, bahkan sekolah luar biasa (SLB) menjadi tempat formal untuk mendapatkan
pendidikan.Berbicara tentang SLB, tidak akan lepas dari keberadaan anak luar
biasa (ABK).ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari
anak normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK
diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra,
Tunadaksa, Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar. Sementara
ini yang akan saya bahas ialah tentang anak tunagrahita. Banyak yang berasumsi
bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot. Asumsi tersebut kurang tepat
karena sesungguhnya anak tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi. Tunagrahita
ialah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelejensi
yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu diukur dengan tingkat IQ mereka, yang
terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan
tunagrahita berat.
6.
Media Pembelajaran Bagi Anak Tunagrahita
Media
pembelajaran merupakan suatu elemen penting yang tidak dapat terpisahkan dari
proses pembelajaran secara keseluruhan dan dapat lebih meningkatkan kualitas
belajar siswa, kualitas mengajar guru, di samping itu 2/4 dapat meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran baik di sekolah umum maupun di SLB
termasuk bagi anak-anak tunagrahita. Seperti dalam pembelajaran
anak-anak pada umumnya , maka pembelajaran bagi anak tunagrahita pun,
media pembelajaran dan Alat Bantu pelajaran memegang peranan penting , hal ini
dikarenakan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, seperti
dikemukakan oleh Astati (1988:6) Alat Bantu pelajaran penting
diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini disebabkan anak
tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-hal
kongkrit. Agar terjadinya tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka
dibutuhkan alat pelajaran yang memadai. Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik
alat Bantu pelajaran untuk anak tunagrahita antara lain: Warna. Tidak terlalu
menyolok Garis dan bentuk tidak boleh abstrak Hal yang penting adalah
dalam menciptakan atau memilih alat bantu atau media pembelajaran ini
harus diingat tentang hal-hal yang perlu ditonjolkan atau yang akan menjadi pusat
/ pokok pembicaraan. Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila
dihadapkan dengan obyek yang kurang jelas tanpa tekanan tertentu.
7.
Dampak Perkembangan Emosi Anak Tunagrahita
Emosi
adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi
adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika
merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap
sesuatu. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion,
dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-)
'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat
berlalu daripada suasana hati. Definisi emosi menurut para ahli : Menurut
Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Emosi berkaitan
dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah
satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan
motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku
intensional manusia. (Prawitasari,1995) Berdasarkan uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong
individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Emosi anak tunagrahita secara umum
Perkembangan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat
ketunagrahitaan, masing-masing. Anak yang berat dan sangat berat tingkat ketunagrahitaan
hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri (Moh. Amin,
1995:35).
8.
Pengembangan Program Bina Diri pada Anak Tunagrahita
Tujuan
: Siswa dapat Melepas Baju Seragam tanpa bantuan orang lain Siswa dapat Mengenal
Baju Seragam , Baju Tidur dan Baju Santai . Siswa dapat Melepas Kancing Baju
Seragam Materi : Melepaskan Kancing Baju : Berbusana adalah salah satu kebutuhan
pokok bagi manusia untuk menutupi dan menghiasi tubuh tubuh sehingga
berpenampilan menarik. Berbusana terdiri atas 3 bagian penting yaitu :
1. Pakaian Luar ( Kegiatan melepas atau mengancingkan
baju seragam )
2. Pakaian Dalam
3. Berkaos kaki dan bersepatu.
Bagi
anak normal hal ini sangat mudah dilakukan karena anak normal hanya meniru
kegiatan orang lain sehingga mudah untuk melakukannya. Namun berbeda dengan
anak Tunagrahita mampu latih. Pada umumnya anak tunagrahita mampu latih karena
keterbatasan kemampuan mereka, maka perlu diajarkan cara melepas maupun
mengancingkan baju seragamnya sendiri. Lubang Kancing Kancing Baju 3. Pendekatan yang Digunakan untuk Berbusana Hal
ini harus melalui :
(1) pendekatan individual yaitu untuk melatih anak
secara satu persatu untuk kegiatan melepas maupun mengancingkan baju.
(2) pendekatan berulang berulang kali, hal ini
dilakukan agar anak dapat memahami dan mengerti dengan baik.
(3) adalah pendekatan secara kongkrit dimana anak
tunagrahita diajarkan satu- per satu sesuai dengan prosedur yang berlaku.
9.
Pembelajaran Ketrampilan Pada Anak Tuna Grahita Ringan
Anak
tuna grahita adalah anak yang memiliki kebutuhan khusus karena memiliki tingkat
intelegensi yang cenderung rendah. Karena tingkat intelegensi yang rendah
tersebut anak tuna grahita kurang mampu dalam pemenuhan kebutuhannya sendiri.
Mereka memerlukan bantuan orang yang berada disekitarnya untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Anak tuna grahita dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Anak tuna grahita ringan, yaitu anak tuna grahita
yang mampu untuk diberikan pendidikan akademik seperti anak-anak normal tapi
memerlukan modifikasi dalam pembelajarannya.
2. Anak tuna grahita sedang, yaitu anak tuna grahita
yang hanya mampu untuk dilatih ketrampilan dan bina diri. Mereka tidak mampu
diberikan pendidikan akademik seperti anak-anak normal.
3. Anak tuna grahita berat, yaitu anak tuna grahita
yang hanya mampu untuk dirawat. Mereka selalu membutuhkan bantuan orang lain
dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam kesempatan ini kami hanya membahas
tentang tugas guru dalam memberikan pembelajaran pada anak tuna grahita ringan
tingkat satuan SMPLB.
Tugas
seorang guru bukan hanya mampu untuk memberikan pelajaran akademik pada anak didiknya
melainkan juga mampu untuk memberikan pelajaran tambahan berupa pembelajaran
ketrampilan. Jadi seorang guru dituntut untuk kreatif dalam pemberian
pembelajaran ketrampilan pada anak didiknya khususnya untuk guru anak
berkebutuhan khusus. Seorang anak didik pastinya merasa bosan bila selalu
diberikan pelajaran akademik pada setiap pertemuan.
10. Pengaruh Media Animasi Komputer Terhadap Hasil Belajar
Sains Anak Tunagrahita Ringan
Dunia pendidikan luar biasa seyogyanya memanfaatkan
perkembangan teknologi komputer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak
tunagrahita. Mengingat pada prinsipnya komputer dihadirkan untuk mempermudah proses
belajar siswa. Penggunaan komputer yang sesuai akan memudahkan dalam
penyampaian materi pelajaran yang disampaikan guru pada siswanya. Media animasi
komputer sangat menonjolkan unsure visualisasi (gambar) dan unsur imaji suara.
Hal ini yang menjadi penguat bagi anak tunagrahita dalam menerima informasi
sains khususnya mengenai energi . Apa yang didengar siswa dikuatkan oleh visual
(penglihatan), dan apa yang dilihat siswa dikuatkan oleh audio (pendengaran).
Hal ini akan memberi kesan yang kuat pada anak tunagrahita, sehingga mereka
akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memorynya. Selama ini istilah
animasi erat kaitannya dengan dunia pembuatan film, kartun ataupun komik yang
diciptakan dari efek-efek yang dihasilkan oleh animasi komputer itu sendiri.
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang meru
pakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak.
Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar -lembar kertas gambar
yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan
komputer dan grafika komputer pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan
cepat. Animasi secara harfiah berarti membawa hidup atau bergerak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang
lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak
tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai
kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga
setiap orang tua yang mempunyai anak
cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut. Dan ada pula yang
berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa
keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat. PENGERTIAN ANAK
TUNAGRAHITA Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan
tunagrahita. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped,
Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak
luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal.
Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan
dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk
mengembangkan potensinya secara optimal.
Tugas
seorang guru bukan hanya mampu untuk memberikan pelajaran akademik pada anak
didiknya melainkan juga mampu untuk memberikan pelajaran tambahan berupa
pembelajaran ketrampilan. Jadi seorang guru dituntut untuk kreatif dalam
pemberian pembelajaran ketrampilan pada anak didiknya khususnya untuk guru anak
berkebutuhan khusus. Seorang anak didik pastinya merasa bosan bila selalu
diberikan pelajaran akademik pada setiap pertemuan.
Dunia pendidikan luar biasa seyogyanya memanfaatkan
perkembangan teknologi komputer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak
tunagrahita. Mengingat pada prinsipnya komputer dihadirkan untuk mempermudah
proses belajar siswa. Penggunaan komputer yang sesuai akan memudahkan dalam
penyampaian materi pelajaran yang disampaikan guru pada siswanya. Media animasi
komputer sangat menonjolkan unsure visualisasi (gambar) dan unsur imaji suara.
Hal ini yang menjadi penguat bagi anak tunagrahita dalam menerima informasi
sains khususnya mengenai energi . Apa yang didengar siswa dikuatkan oleh visual
(penglihatan), dan apa yang dilihat siswa dikuatkan oleh audio (pendengaran).
Hal ini akan memberi kesan yang kuat pada anak tunagrahita, sehingga mereka
akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memorynya. Selama ini istilah
animasi erat kaitannya dengan dunia pembuatan film, kartun ataupun komik yang
diciptakan dari efek-efek yang dihasilkan oleh animasi komputer itu sendiri.
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang meru
pakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang
bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar -lembar
kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak.
Dengan bantuan komputer dan grafika komputer pembuatan film animasi menjadi
sangat mudah dan cepat. Animasi secara harfiah berarti membawa hidup atau
bergerak.
3.2 Saran
1. Kepada, guru agar bisa maksimal dalam menjalankan tugas serta
aktifitasnyapun terjaga dari segala bentuk asusila.
2. Kepada siswa yang menjadi objek pengaran guru, juga bisa memberi masukan
jika dalam pelaksanaannya ada guru yang bertindak menyimpang dari kode etik
guru yang sedang berlaku.
3. Untuk siswa selalu belajar dengan tekun dan rajin sehingga nantinya
bisa menjadi manusia yang mampu memahami organisasi profesi, dalam hal ini
organisasi profesi guru, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Untuk orang tua, serta pihak yang terkaik dengan organisasi profesi guru,
maupun pelaksanaan guru dalam kesehariannya yang kurang sesuai dengan kode etik
guru, bisa ikut andil dalam memecahkan masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Satory, Djam’an dkk.
2009. Profesi Keguiruan. Jakarta: Universitas Terbuka
Kosasi Raflis,
soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/11/kode-etik-profesi-keguruan.html, diakses pada hari jum’at, 22 April 2011
http://www.dinaspendidikanparepare.upaya-dan-strategia-peningkatan-mutu-pendidik-dan-tenagakependidikan, diakses pada hari jum’at, 22 April 2011
http://puterimissicobuata.wordpress.com/2010/01/21/upaya-meningkatkan-mutu-dan-kualitas-guru-sd/, diakses pada hari jum’at, 22 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar