Rabu, 23 Oktober 2013

MAKALAH
10 MACAM MASALAH YANG DIHADAPI GURU DISEKOLAH
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dari salah satu tugas mata kuliah “ETIKA DAN PROFESI GURU”
DOSEN : IWAN KURNIAWAN, M.Si

Description: Assalamiyah.jpg
 







Disusun Oleh Kelompok IV :
1.     Mahpudin
2.      Yani Yuliani
3.      Rumini R.K

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ASSALAMIYAH
JAWILAN –  SERANG – BANTEN

2012 
KATA PENGANTAR                                     

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan. Hanya dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampi akhir zaman.
Dengan pertolongan Allah SWT dan usaha yang sungguh-sungguh penulis dapat menyelesaikan makalh ini.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.      Drs. H.A.Bazari Syam MS, M.PdI Selaku Ketua STAI Assalamiyah
2.      Drs. Iwan Kurniawan, M.P.d. Selaku dosen Mata Kuliah : Etika dan Profesi Guru
3.      Seluruh teman-teman yang memberikan motivasi untuk penyusunan makalah ini.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Terima kasih, semoga langkah penulis diridhoi Allah SWT. Amin….

Jawilan, ………………….2012


Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..              i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….  ii
BAB I   PENDAHULUAN
   1     Latar Belakang ………………………………………………………………………   1
   2     Rumusan Masalah …………………………………………………………………..    1
   3     Tujuan ………………………………………………………………………………    2
BAB II PEMBAHASAN
10 MACAM MASALAH YANG DIHADAPI GURU DISEKOLAH
1.      Karakteristik Anak Tunagrahita ………………………………………………………    3
2.      Menentukan Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus ……………………...   4
3.      Masalah - Masalah Yang Di Hadapi Anak Tunagrahita ……………………………...   4
4.      Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Di Lingkungan Keluarga …………………………   5
5.      Tunagrahita Tidak Selalu Idiot ……………………………………………………….    6
6.      Media Pembelajaran Bagi Anak Tunagrahita ………………………………………...    6
7.      Dampak Perkembangan Emosi Anak Tunagrahita ……………………………………   7
8.      Pengembangan Program Bina Diri pada Anak Tunagrahita ………………………….    8
9.      Pembelajaran Ketrampilan Pada Anak Tuna Grahita Ringan ………………………..     8
10.  Pengaruh Media Animasi Komputer Terhadap Hasil Belajar Sains
Anak Tunagrahita Ringan …………………………………………………………….   9
BAB III   KESIMPULAN DAN SARAN
   1    Kesimpulan ………………………………………………………………………..     11
   2    Saran ………………………………………………………………………………     12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Dalam  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem  Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha  sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk  memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lebih lanjut mengenai permasalahan yang dihadapi guru disekolah dan beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam Banyak hal yang harus dipertimbangkan yaitu, menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, disesuaikan dengan karakteristik siswa, dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa, memilih waktu yang tepat, ketersediaan bahan dalam pembuatan media dan mempunyai mutu tehnis yang baik. Media pembelajaran memilki banyak jenis dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu guru perlu memahami karakteristik media itu agar dapat memilih media sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model media pembelajaran berdasarkan karakteristiknya digolongkan menjadi dua bagian yaitu, Media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak.
1.2     Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakan organisasi profesi keguruan  di atas, dapat kita ambil masalah-masalah yang mendasar terhadap organisasi profesi keguruan, antara lain:
1.      Menjelaskan macam – macam masalah yang dihadapi guru di sekolah
2.      Menjelaskan bagaimana pengawasan terhadap masalah yang dihadapi guru di sekolah
1.3     Tujuan
Sebagai suatu pembahasan yang sangat penting, makalah ini bertujuan agar guru dapat mengetahui macam-macam permasalahan yang dihadapi guru di sekolah dan agar dapat mendanggulangi permasalahan yang ada.















BAB II
PEMBAHASAN
10 MACAM MASALAH YANG DIHADAPI GURU DISEKOLAH

1.      Karakteristik Anak Tunagrahita

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga setiap orang  tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut. Dan ada pula yang berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat. PENGERTIAN ANAK TUNAGRAHITA Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Jadi anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan pendidikan khusus. KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya,




2.      Menentukan Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pembelajaran, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Pembuatan media harus disesuaikan dengan kebutuhan anak dan sesuai dengan teknologi modern yang berkembang pada saat ini. Media mempunyai fungsi yang sangat besar dalam kegiatan pembelajaran, dintaranya yaitu media pembelajaran sebagai perantara penyampai atau menyebarkan ide, gagasan, ataupun pendapat dalam belajar sehingga yang dikemukakan tersebut sampai pada penerima yang dituju yaitu anak-anak berkebutuhan khusus.
Dalam menentukan dan memilih media tidak boleh seenaknya saja, harus dengan adanya pertimbangan yang matang. Banyak hal yang harus dipertimbangkan yaitu, menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, disesuaikan dengan karakteristik siswa, dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa, memilih waktu yang tepat, ketersediaan bahan dalam pembuatan media dan mempunyai mutu tehnis yang baik. Media pembelajaran memilki banyak jenis dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu guru perlu memahami karakteristik media itu agar dapat memilih media sesuai dengan tujuan pembelajaran. Model media pembelajaran berdasarkan karakteristiknya digolongkan menjadi dua bagian yaitu, Media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak.

3.      Masalah - Masalah Yang Di Hadapi Anak Tunagrahita

a)      Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri dalam kehidupan sehari-hari. Melihat kondisi keterbatasan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak mengalami kesulitan apalagi yang termasuk kategori berat dan sangat berat; pemeliharaan kehidupan sehari-harinya sangat memerlukan bimbingan. Karena itulah disekolah diharapkan sekali dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam melatih dan membiasakan anak didik untuk merawat dirinya sendiri. Masalah-masalah yang sering ditemui diantaranya ¼ adalah; cara makan, menggosokkan gigi, memakai baju, memasang sepatu dan lain-lain.
b)      Masalah kesulitan belajar Dapat disadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan berpikir mereka, tidak dapat dipungkiri lagibahwa mereka sudah tentu mengalami kesulitan belajar yang tentu pula kesulitan tersebut terutama dalam bidang pengajaran akademik, sedangkan untuk bidang studi, non akademik mereka tidak banyak mengalami kesulitan belajar. Masalah-masalah yang sering dirasakan dalam kaitannnya dengan proses belajar mengajar diantaranya: kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar yang baik, mencari metode yang tepat, kemampuan berpikir abstrakyang terbatas, daya ingat yang lemah dan sebagainya.
c)      Masalah penyesuaian diri Masalah ini berkaitan dengan masalah-masalah atau kesulitan dalam hubungannya dengan kelompok maupun individu disekitarnya. Disadari bahwa kemampuan penyesesuaian diri dengan lingkungan sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Karena tingkat kecerdasan anak tunagrahita jelas-jelas berada.

4.      Perilaku Sosial Anak Tunagrahita Di Lingkungan Keluarga

Kebutuhan perasaan aman sangat erat hubungannya dengan kebutuhan akan afeksi (Sikap). Secara tidak langsung perasaan aman akan membentuk sikap anak. Dengan perasaan aman, anak akan memiliki pondasi yang kuat menghadapi konflik, frustasi, tuntutan dan kesulitan hidup. Banyak cara untuk memperoleh perasaan aman baik melalui kasih saying anak akan bahagia. Kalau kebutuhan ini dihambat oleh penolakan, kebencian dan kurang perhatian anak akan merasa tidak aman, cemas dan mereka akan menunjukkan sikap yang agresif. Ini juga sering terjadi pada anak berkebutuhan khusus. Anak adalah karunia terbesar yang diberikan Tuhan Sang Maha Pencipta kepada kita umat manusia. Tuhan mempunyai rahasia tersendiri sehingga ada anak yang di lahirkan normal dan ada pula yang di lahirkan "istimewa" salah satunya adalah anak tunagrahita.
Menghadapi kenyataan memiliki anak sebagai penyandang gangguan Intelegensi atau anak tunagrahita tidaklah mudah bagi orang tua, terutama jika dihadapi oleh orang tua yang kurang pemahamannya terhadap semua permasalahan ketunaan tersebut, baik itu tentang apa dan bagaimana ketunagrahitaan itu, serta penanganan yang harus dilakukan guna mencapai keberhasilan pada tugas perkembangan anak. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, jawaban yang muncul berupa sederetan karakteristik atau gejala-gejala anak tunagrahita yang salah satunya yaitu gangguan perilaku sosial.

5.      Tunagrahita Tidak Selalu Idiot

Pendidikan ialah salah satu hal penting bagi manusia. Betuk pendidikan bisa secara akademik atau non akademik. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia tercinta ini. Mulai dari Program Wajar (wajib belajar) Sembilan Tahun sampai Wajar Dua Belas Tahun. Pembagian beasiswa dalam dan luar negeri pun termasuk dalam salah satu program pemerintah. Adanya UU tentang pendidikan memberikan garis tebal bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara merata dan tanpa pengecualian. Sekolah negeri, sekolah swasta, bahkan sekolah luar biasa (SLB) menjadi tempat formal untuk mendapatkan pendidikan.Berbicara tentang SLB, tidak akan lepas dari keberadaan anak luar biasa (ABK).ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dari anak normal. Grafik tersebut bisa naik dan turun. Ada beberapa kategori ABK diantaranya Tunagrahita, Tunawicara, Tunarungu, Tunalaras, Tunanetra, Tunadaksa, Anak berkesulitan belajar, dan anak yang terlampau pintar. Sementara ini yang akan saya bahas ialah tentang anak tunagrahita. Banyak yang berasumsi bahwa anak tunagrahita sama dengan anak idiot. Asumsi tersebut kurang tepat karena sesungguhnya anak tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi. Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan intelejensi yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat.

6.      Media Pembelajaran Bagi Anak Tunagrahita

Media pembelajaran merupakan suatu elemen penting yang tidak dapat terpisahkan dari proses pembelajaran secara keseluruhan dan dapat lebih meningkatkan kualitas belajar siswa, kualitas mengajar guru, di samping itu 2/4 dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran baik di sekolah umum maupun di SLB termasuk bagi anak-anak tunagrahita. Seperti dalam pembelajaran anak-anak pada umumnya , maka pembelajaran bagi anak tunagrahita pun, media pembelajaran dan Alat Bantu pelajaran memegang peranan penting , hal ini dikarenakan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, seperti dikemukakan oleh Astati (1988:6) Alat Bantu pelajaran penting diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini disebabkan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-hal kongkrit. Agar terjadinya tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka dibutuhkan alat pelajaran yang memadai. Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak tunagrahita antara lain: Warna. Tidak terlalu menyolok Garis dan bentuk tidak boleh abstrak Hal yang penting adalah dalam menciptakan atau memilih alat bantu atau media pembelajaran ini harus diingat tentang hal-hal yang perlu ditonjolkan atau yang akan menjadi pusat / pokok pembicaraan. Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila dihadapkan dengan obyek yang kurang jelas tanpa tekanan tertentu.

7.      Dampak Perkembangan Emosi Anak Tunagrahita

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan kerika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Definisi emosi menurut para ahli : Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995) Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Emosi anak tunagrahita secara umum Perkembangan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaan, masing-masing. Anak yang berat dan sangat berat tingkat ketunagrahitaan hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri (Moh. Amin, 1995:35).

8.      Pengembangan Program Bina Diri pada Anak Tunagrahita

Tujuan : Siswa dapat Melepas Baju Seragam tanpa bantuan orang lain Siswa dapat Mengenal Baju Seragam , Baju Tidur dan Baju Santai . Siswa dapat Melepas Kancing Baju Seragam Materi : Melepaskan Kancing Baju : Berbusana adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia untuk menutupi dan menghiasi tubuh tubuh sehingga berpenampilan menarik. Berbusana terdiri atas 3 bagian penting yaitu :
1. Pakaian Luar ( Kegiatan melepas atau mengancingkan baju seragam )
2. Pakaian Dalam
3. Berkaos kaki dan bersepatu.
Bagi anak normal hal ini sangat mudah dilakukan karena anak normal hanya meniru kegiatan orang lain sehingga mudah untuk melakukannya. Namun berbeda dengan anak Tunagrahita mampu latih. Pada umumnya anak tunagrahita mampu latih karena keterbatasan kemampuan mereka, maka perlu diajarkan cara melepas maupun mengancingkan baju seragamnya sendiri. Lubang Kancing Kancing Baju  3. Pendekatan yang Digunakan untuk Berbusana Hal ini harus melalui :
(1) pendekatan individual yaitu untuk melatih anak secara satu persatu untuk kegiatan melepas maupun mengancingkan baju.
(2) pendekatan berulang berulang kali, hal ini dilakukan agar anak dapat memahami dan mengerti dengan baik.
(3) adalah pendekatan secara kongkrit dimana anak tunagrahita diajarkan satu- per satu sesuai dengan prosedur yang berlaku.

9.      Pembelajaran Ketrampilan Pada Anak Tuna Grahita Ringan

Anak tuna grahita adalah anak yang memiliki kebutuhan khusus karena memiliki tingkat intelegensi yang cenderung rendah. Karena tingkat intelegensi yang rendah tersebut anak tuna grahita kurang mampu dalam pemenuhan kebutuhannya sendiri. Mereka memerlukan bantuan orang yang berada disekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Anak tuna grahita dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Anak tuna grahita ringan, yaitu anak tuna grahita yang mampu untuk diberikan pendidikan akademik seperti anak-anak normal tapi memerlukan modifikasi dalam pembelajarannya.
2. Anak tuna grahita sedang, yaitu anak tuna grahita yang hanya mampu untuk dilatih ketrampilan dan bina diri. Mereka tidak mampu diberikan pendidikan akademik seperti anak-anak normal.
3. Anak tuna grahita berat, yaitu anak tuna grahita yang hanya mampu untuk dirawat. Mereka selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Dalam kesempatan ini kami hanya membahas tentang tugas guru dalam memberikan pembelajaran pada anak tuna grahita ringan tingkat satuan SMPLB.
Tugas seorang guru bukan hanya mampu untuk memberikan pelajaran akademik pada anak didiknya melainkan juga mampu untuk memberikan pelajaran tambahan berupa pembelajaran ketrampilan. Jadi seorang guru dituntut untuk kreatif dalam pemberian pembelajaran ketrampilan pada anak didiknya khususnya untuk guru anak berkebutuhan khusus. Seorang anak didik pastinya merasa bosan bila selalu diberikan pelajaran akademik pada setiap pertemuan.

10.  Pengaruh Media Animasi Komputer Terhadap Hasil Belajar Sains Anak Tunagrahita Ringan

Dunia pendidikan luar biasa seyogyanya memanfaatkan perkembangan teknologi komputer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak tunagrahita. Mengingat pada prinsipnya komputer dihadirkan untuk mempermudah proses belajar siswa. Penggunaan komputer yang sesuai akan memudahkan dalam penyampaian materi pelajaran yang disampaikan guru pada siswanya. Media animasi komputer sangat menonjolkan unsure visualisasi (gambar) dan unsur imaji suara. Hal ini yang menjadi penguat bagi anak tunagrahita dalam menerima informasi sains khususnya mengenai energi . Apa yang didengar siswa dikuatkan oleh visual (penglihatan), dan apa yang dilihat siswa dikuatkan oleh audio (pendengaran). Hal ini akan memberi kesan yang kuat pada anak tunagrahita, sehingga mereka akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memorynya. Selama ini istilah animasi erat kaitannya dengan dunia pembuatan film, kartun ataupun komik yang diciptakan dari efek-efek yang dihasilkan oleh animasi komputer itu sendiri. Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang meru pakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar -lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Animasi secara harfiah berarti membawa hidup atau bergerak.




























BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1    Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah anak “bego”, atau kata yang lebih kasar lagi “anak gila”. Itulah sebutan atau predikat untuk anak tunagrahita. Bahkan ada yang mengatakan anak cacat (tuna) adalah sebagai kutukan, pembawa sial, karena perbuatan tidak senonoh orang tuanya. Sehingga setiap orang  tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan menyembunyikan anak tersebut. Dan ada pula yang berpendapat, bahwa anak cacat adalah anak yang membawa hoki, membawa keberuntungan. Itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat. PENGERTIAN ANAK TUNAGRAHITA Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Tugas seorang guru bukan hanya mampu untuk memberikan pelajaran akademik pada anak didiknya melainkan juga mampu untuk memberikan pelajaran tambahan berupa pembelajaran ketrampilan. Jadi seorang guru dituntut untuk kreatif dalam pemberian pembelajaran ketrampilan pada anak didiknya khususnya untuk guru anak berkebutuhan khusus. Seorang anak didik pastinya merasa bosan bila selalu diberikan pelajaran akademik pada setiap pertemuan.
Dunia pendidikan luar biasa seyogyanya memanfaatkan perkembangan teknologi komputer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak tunagrahita. Mengingat pada prinsipnya komputer dihadirkan untuk mempermudah proses belajar siswa. Penggunaan komputer yang sesuai akan memudahkan dalam penyampaian materi pelajaran yang disampaikan guru pada siswanya. Media animasi komputer sangat menonjolkan unsure visualisasi (gambar) dan unsur imaji suara. Hal ini yang menjadi penguat bagi anak tunagrahita dalam menerima informasi sains khususnya mengenai energi . Apa yang didengar siswa dikuatkan oleh visual (penglihatan), dan apa yang dilihat siswa dikuatkan oleh audio (pendengaran). Hal ini akan memberi kesan yang kuat pada anak tunagrahita, sehingga mereka akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memorynya. Selama ini istilah animasi erat kaitannya dengan dunia pembuatan film, kartun ataupun komik yang diciptakan dari efek-efek yang dihasilkan oleh animasi komputer itu sendiri. Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang meru pakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar -lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Animasi secara harfiah berarti membawa hidup atau bergerak.
3.2    Saran
1.      Kepada, guru agar bisa maksimal dalam menjalankan tugas serta aktifitasnyapun terjaga dari segala bentuk asusila.
2.      Kepada siswa yang menjadi objek pengaran guru, juga bisa memberi masukan jika dalam pelaksanaannya ada guru yang bertindak menyimpang dari kode etik guru yang sedang berlaku.
3.       Untuk siswa selalu belajar dengan tekun dan rajin sehingga nantinya bisa menjadi manusia yang mampu memahami organisasi profesi, dalam hal ini organisasi profesi guru, serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Untuk orang tua, serta pihak yang terkaik dengan organisasi profesi guru, maupun pelaksanaan guru dalam kesehariannya yang kurang sesuai dengan kode etik guru, bisa ikut andil dalam memecahkan masalahnya.




                                           
DAFTAR PUSTAKA

Satory, Djam’an dkk. 2009. Profesi Keguiruan. Jakarta: Universitas Terbuka
Kosasi Raflis, soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar